Januari 2012
Pagi ini udara di kota Bandung cukup dingin bikin males ngapa-ngapain. Ana yang emang nggak ada kuliah hari ini, masih membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Di temani laptop kesayanganya, ia mulai membuka jejaring sosial dan beberapa game online favoritnya di internet. Saking asyiknya bermain game, nggak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang.
Ia mulai membereskan kamar tidurnya. Cuaca hari ini bikin Ana nggak mau beranjak dari tempat tidurnya yang nyaman. Baru saja ia hendak beranjak pergi ke dapur untuk mencari makanan, tiba-tiba handphone-nya berbunyi. Menandakan ada sebuah chat bbm masuk. Ia buru-buru mengambil handphone-nya dan membuka pesan di chat bbm-nya. Ternyata Yoga yang mengirimkan chat di bbm-nya.
hei
udah bangun?
Begitulah isi pesan yang dikirim Yoga kepada Ana. Nggak lama kemudian Ana mulai mengetikkan pesan balasan untuk Yoga.
udah dong, kenapa?
Chat send. Setelah Ana membalas chat Yoga, Ia menaruh handphone-nya di meja dan beranjak pergi ke dapur. Nggak lama Hp-nya kembali bergetar. Pesan balasan dari Yoga satu per satu masuk ke HP-nya. Ana segera membuka dan membaca pesannya.
untuk seterusnya Ana dan Yoga larut dengan handphone-nya masing-masing. Kata demi kata dan kalimat demi kalimat mulai terangkai dalam layar HP masing-masing untuk kemudian mereka kirim. Ngaak terasa waktu sangat cepat berlalu. Sudah hampir 2 jam lewat Ana dan Yoga asyik bbm-an.
Untuk kesekian kalinya HP Ana bergetar tanda bbm masuk. ana mengklik layanyan Blackberry Messenger di handphone touchscreen-nya. membuka chat atas nama Yoga.
Lg apa kamu..
ujan g dsana?
Ana segera mengetik balasan.
baru beres makan hehe
ga disini mah belum ujan
dirumah kamu ujan emang?
Pesan di kirim. Nggak lama HP Ana kembali bergetar beberapa kali.
enak yah makan, bagilah hehe
ga cerah disini
Pesan balasan dari Yoga kembali Ana terima. Ana mulai sibuk mengetik beberapa kalimat singkat dan mengirimkannya.
mau? sini atuh sini
Karena Ana tahu pasti meskipun ia menawarkan Yoga untuk datang kerumahnya, dia pasti menolaknya dengan alasan jauh. Tapi entah apa yang sedang terjadi pada anak itu, tiba-tiba jawaban yang nggak terduga. Pesan balasan dari Yoga yang masuk kemudian Ana langsung Ana baca.
yaudah aku kerumah yah hehehe
Kalimat yang singkat tapi bisa bikin Ana terhenyak saking kagetnya. Dia nggak nyangka banget kalo Yoga bakal ngomong seperti itu . Ana masih nggak percaya sama apa yang dia baca di layar handphone-nya. Hah? Yoga mau kerumah aku? pikir Ana dalam hati. Setelah ia puas terbengong-bengong dengan pesan yang ia terima, ia segera membalasnya.
Dan entah apa lagi yang terjadi, beberapa saat kemudia Yoga sudah ada di depan rumah Ana. Ana membukakan pintu untuk Yoga dan menyuruhnya masuk. Saat itu Ana bingung nggak tahu apa yang harus dia lakukan, karena ini adalah kali pertama Yoga datang kerumahnya sendirian. Tanpa ada alasan apa-apa Yoga saat ini berada di rumah Ana. Orang yang Ana suka berada dekat dengannya tanpa ada siapa-siapa lagi disekitar mereka. Ini sama sekali nggak pernah Ana bayangkan sebelumnya, duduk berdua dengan Yoga dengan hanya di temani laptop kesayangan Ana.
Sejak Yoga datang Ana memang sudah mendengarkan dam me-repeat lagu Best Thing dari Mocca. Namun setelah agak lama Yoga baru menydari kalau lagu itu Ana repeat. Saat Yoga sadar lagu yang ia dengarkan nggak habis-habis, ia bertanya pada Ana.
"Ini lagu kamu repeat, ya?"
Dengan santai Ana malah balik bertanya pada Yoga. " Baru sadar kamu?"
"Aslinya, pantesan kok, lagunya nggak beres-beres dari tadi."
"Yaudah pindah aja lagunya."
Tanpa pikir panjang Yoga langsung mengklik ikon Itunes, mematikan repeat dan mengklik lagu lain di laptop Ana. Lagu On the nigth Like This-nya Mocca mengalun mengalahkan suara jangkrik di malam itu. Seolah mewakili isi hati mereka berdua.
... On the night like this
There’s so many things I want to tell you
On the night like this
There’s so many things I want to show you
Cause when you’re around
I feel safe and warm
When you’re around
I can fall in love every day
In the case like this
There are a thousand good reasons
I want you to stay ...
Kemudian hening. Seketika itu Ana langsung mati gaya. Ia nggak tau harus bersikap seperti apa. Lagu itu dibiarkan mengalun seolah Yoga ingin Ana tahu apa yang sedang ia rasakan dimalam itu.
Waktu berlalu begitu cepat, nggak kerasa sudah hampir dua jam Yoga berada di rumah Ana. Yog pamit pulang karena dia punya janji dengan temannya. Tapi sebelum Yoga pulang, ia memberikan sesuatu pada Ana. Sebuah tas berwarna biru muda dengan secarik kertas cokelat dengan amplop berwarna senada.
"Ini, Na, buat kamu." ucap Yoga sambil memberikan tas itu pada Ana.
"Eh, ini apa, Ga?"
"Udah ambl, ini kado ulang taun buat kamu, aku lupa mau ngasihin dari pas kamu ulang tahun," jelas Yoga.
"Aduh, makasih yah," Ana nggak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia hanya bisa berterimakasih pada Yoga.
Setelah Yoga mengeluarkan motornya, ia langsung pamit dan pulang. Ana melihat Yoga yang semakin menjauh dan hilang dari pandangannya.
Ana nggak tahu apa ia harus merasa senang atau sedih dengan apa yang telah terjadi beberapa jam yang lalu. Di satu sisi ia sangat bersyukur dengan apa yang telah terjadi karana Tuhan telah mengizinkan dirinya untuk merasa sangat dekat denga Yoga. Tapi di sisi lain ia merasa bersalah karena masih ada Abi di hidupnya.
Abi, cowok yang selama ini mewarnai hari-harinya. Cowok yang nggak bisa ia lupakan hanya dengan menutup mata. Cowok yang sampai saat ini masih menjadi orang paling dekat dengannya. Ana nggak bisa memutuskan hubungannya begitu saja dengan Abi. Bukan cuma karena masa lalu Ana dan Abi saja yang mengikat ia untuk tetap bersamanya, tapi juga karena perasaannya pada Abi yang nggak bisa ia buang begitu saja sekalipun Ana mulai merasakan perasaan lain pada orang lain.
Pikiran Ana melayang entah kemana. Matanya nggak kunjung bisa terpejam. Ia putuskan untuk membuka laptopnya kembali dan membuka Blogspot untuk menuliskan isi hatinya malam ini. Nggak terasa waktu semakin larut mata Ana mulai mengantuk dan nggak lama ia terlelap tidur.